Kamera tiga kota
oleh : replizonri sikumbang
Melayari danau kasihmu adalah kerinduan
Yang tak tertangguhkan
Sebab denyut jantung hariku
Senantiasa diwarnai Seikat kembang
Yang tengah dilambung ombak asmara
Bagaimana mungkin
Mengusik kuku menumbuhi jemari
Sedangkan rindu mekar berseri
Dalam kidung kenangan
Tempo dulu
Kasihku
Ibarat musyafir sebagaimana layaknya
Telah kujejakkan langkah
Agar rotasi bumi
Tak berlalu begitu saja
Pun aku berharap seperti batu kali
bersimpuh kukuh pada tanah illahi
sembari menikmati kilau mutiara
yang memancar daari kebeningan
kristal bola matamu, adikku
dalam kesangsian peluh malam
saat pembuluh angin menyibak
perhelatan kabut yang kudaki
kala itu duka dan tuba bumi
mengendap dalam batinku
hingga aku terhempas lagi disini
bila canda mengisi lensa imaji
terpaksa ku lambaikan tangan
membebaskan air mata rindu
mewarnai kasih apa adanya
oh, sungsang sungguh diri ini
ketika tenda penantian
membunga di hati
ssementara retak telapak tangan
bergelut pada bilik yang lain, adikku
sulit memeng mengharap embun hati
melembabkan teriknya matahari
padahal rindu demi rindu
bernafas dalam irama sajakku
Kasihku
bukankah pada aksara purba
telah kita lukis kata
lalu memaknainya
dengan piala pujangga
pun dalam bahasa sunyi kita sibuk
menyatukan nafas agar keluh kesah
tak terbengkalai
pada lipatan-lipatan waktu
namun sembilu jarak tetap tegak
enggan mengelak dari kerlingan
pilu itu
dan entah apalagi duri kata
yang bakal kutelan, adikku ?
pada peta harapan masih saja kutulis kidung rindu
biar pelangi punya warna di keheningan malam
dan
dalam angan angin kecemasan
kunanti mentari menyibak pagi
melantunkan jiwa puisi
membias melati
melati
ya
melatiku
? ?
oleh : replizonri sikumbang
Melayari danau kasihmu adalah kerinduan
Yang tak tertangguhkan
Sebab denyut jantung hariku
Senantiasa diwarnai Seikat kembang
Yang tengah dilambung ombak asmara
Bagaimana mungkin
Mengusik kuku menumbuhi jemari
Sedangkan rindu mekar berseri
Dalam kidung kenangan
Tempo dulu
Kasihku
Ibarat musyafir sebagaimana layaknya
Telah kujejakkan langkah
Agar rotasi bumi
Tak berlalu begitu saja
Pun aku berharap seperti batu kali
bersimpuh kukuh pada tanah illahi
sembari menikmati kilau mutiara
yang memancar daari kebeningan
kristal bola matamu, adikku
dalam kesangsian peluh malam
saat pembuluh angin menyibak
perhelatan kabut yang kudaki
kala itu duka dan tuba bumi
mengendap dalam batinku
hingga aku terhempas lagi disini
bila canda mengisi lensa imaji
terpaksa ku lambaikan tangan
membebaskan air mata rindu
mewarnai kasih apa adanya
oh, sungsang sungguh diri ini
ketika tenda penantian
membunga di hati
ssementara retak telapak tangan
bergelut pada bilik yang lain, adikku
sulit memeng mengharap embun hati
melembabkan teriknya matahari
padahal rindu demi rindu
bernafas dalam irama sajakku
Kasihku
bukankah pada aksara purba
telah kita lukis kata
lalu memaknainya
dengan piala pujangga
pun dalam bahasa sunyi kita sibuk
menyatukan nafas agar keluh kesah
tak terbengkalai
pada lipatan-lipatan waktu
namun sembilu jarak tetap tegak
enggan mengelak dari kerlingan
pilu itu
dan entah apalagi duri kata
yang bakal kutelan, adikku ?
pada peta harapan masih saja kutulis kidung rindu
biar pelangi punya warna di keheningan malam
dan
dalam angan angin kecemasan
kunanti mentari menyibak pagi
melantunkan jiwa puisi
membias melati
melati
ya
melatiku
? ?